Cari Blog Ini

Minggu, 20 Juni 2010

Gen Unta Berhasil Dipetakan Ilmuwan Saudi dan China

Separuh lebih gen unta mirip dengan gen dalam tubuh manusia, demikian riset terbaru

Hidayatullah.com--Para ilmuwan dari Arab Saudi dan China berhasil menyelesaikan pemetaan gen hewan unta Arab berpunuk satu awal pekan bulan ini.
Dua puluh ilmuwan dari King Abdulaziz City for Science and Technology dan Beijing Genomics Institute, selama lebih dari satu tahun berupaya memecahkan kode genetik yang melingkupi seluruh tubuh seekor unta Arab berpunuk satu (Camelus dromedarius), si penghuni asli semenanjung Arab.
Dengan pencapaian itu, unta Arab masuk dalam daftar eksklusif hewan yang secara penuh dipetakan gennya oleh para ilmuwan.
Penelitian itu mendapati, 57% gen unta mirip dengan gen yang ada dalam tubuh manusia.
Mengurutkan dan menganalisa seluruh gen unta--yang memiliki kemiripan menakjubkan dengan jenis hewan ternak lainnnya--sangat bermanfaat untuk memahami kemampuan binatang itu dalam bertahan hidup di lingkungan padang pasir yang keras.
Selain itu, kata para ilmuwan, mereka jadi bisa mengetahui sistem imunitas unta, yang dapat dikembangkan untuk penemuan medis. Dengan data gen yang ada, ilmuwan lebih memahami bagaimana mamalia itu dapat memproduksi air susu yang sangat tinggi kandungan gizinya dan bisa dipakai untuk pengobatan.
Lebih dari 1400 tahun lalu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh para sahabatnya yang sakit untuk mengkonsumsi tidak hanya susu, tapi juga air kencing unta.[di/an/gn/www.hidayatullah.com]

Senin, 14 Juni 2010

BAHASA SEMUT

Oleh: Abduddaim al-Kahil

Profesor Robert Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti serangga dan merekam getaran-getaran bunyi yang mereka lepaskan. Namun, bahan-bahan yang diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga ia mampu merekam bunyi-bunyi yang berasal dari semut. Ia bermaksud meneliti semut di sarangnya. Mereka tidak menemukan metoda yang lebih baik daripada mengikuti bunyi-bunyi semut.
Bagaimanapun, hal yang mengejutkan ilmuwan itu adalah bahwa frekwensi bunyi-bunyi yang dilepaskan semut-semut itu bervariasi dari satu semut dengan semut lain, dan dari jenis semut yang satu dengan jenis semut yang lain. Ada dua belas ribu spesis dalam dunia semut di muka bumi, melebihi ras manusia. Di hadapan jumlah yang luar biasa ini para peneliti bingung mengenai bagaimana mereka mencocokkan semua bunyi tersebut.
Beraneka bunyi semut bisa direkam dengan sukses, dan bagian-bagian dari riset ini diterbitkan di majalan Journal of Sound and Vibration tahun 2006, dan itu adalah pertama kali manusia dapat mendengar suara semut yang sebenarnya!
Peneliti ini menerbitkan banyak riset dan yang paling penting adalah tentang komunikasi antar semut dengan judul ‘Analisis Komunikasi Akustik Oleh Semut’ di Journal of Acoustical Society of Amarican Magazine.
Peneliti-peneliti ini menunjukkan bahwa semut-semut melebihi kita dalam komunikasi akustik. Para ilmuwan mengharapkan bahwa semut menggunakan antena-antena untuk mengirim dan menerima getaran suara. Semut memperkuat isyarat-isyarat suara yang diterima seperti yang alat-alat penerima yang canggih.
Lebih dari itu, semut-semut itu bisa menghilangkan bunyi-bunyi yang melebihi batas, sehingga hal tersebut menjadi filtrasi atau klarifikasi terhadap bunyi untuk mencirikannya dari yang lain. Ini merupakan sistem komunikasi yang sangat maju, yang selama ini tidak dikenal para ilmuwan, dan mereka baru menemukannya beberapa tahun yang lalu. Namun al-Qur’an al-Karim telah menyinggung hal tersebut dan mengatakan kepada kita bahwa semut-semut itu berbicara.
Allah berfirman, ‘Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ (an-Naml: 18)
Di dalam ayat ini, ada suatu bukti yang jelas bahwa semut-semut mempunyai suatu bahasa untuk memahami satu sama lain, dan Allah mengaruniai Sulaiman kemampuan untuk mendengar dan memahami suara-suara mereka. Para ilmuwan berusaha untuk menangkap isyarat-isyarat akustik yang diucapkan semut-semut. Namun, mereka membedakan empat macam bunyi setelah melakukan pengamatan selama bertahun-tahun.

Gambar: Semut menggunakan sinyal akustik tertentu yang dilepaskanya saat marah. Seekor semut memberi peringatan, lalu ia mengeluarkan panggilan yang bisa diterima, dipahami, dan direspon kawannya dengan segera. Untuk mendengarkan suara semut yang sedang memberi peringatan kepada kawannya, silakan klik di sini.
Para ilmuwan menyatakan bahwa semut-semut itu seperti kita, mereka melaksanakan tugas-tugas mereka secara efisien. Sambil kerja, semut-semut berbicara satu sama lain dan berkata seperti manusia. Kita menemukan bahwa semut-semut mengorganisir proses pengumpulan makanan dan tugas-tugas lain melalui bunyi-bunyi tertentu dan berbagai perintah yang dilepaskannya, sementara semut-semut lain mendengar dan merespon!

Ini adalah suara semut dalam keadaan normal dan saat bekerja, memindahkan sesuatu, dan mengumpulkan makanan. (klik di sini)
Ketika semut menyerang seekor ulat, maka ia mengeluarkan suara yang menakutkan. Suara-suara tersebut benar-benar tidak bisa dipahami, dan mereka melakukan pertemuan seperti manusia.

Dengarkan suara seekor semut saat menyerang seekor ulat. .( klik di sini)
Phil De Vries menemukan bahwa serangga melepaskan getaran-getaran suara lemah yang dapat dibedakan oleh semut. Kumbang penghisap mengeluarkan zat yang mengandung gula yang disukai semut. Serangga ini mengeluarkan getaran selama ia bekerja, sehingga semut sering kali terjebak sebagai mangsanya. Getaran-getaran akustik itu merupakan alat komunikasi di antara serangga.
Allah berfirman, ‘Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.’ (al-Isra’: 44)
Robert Hickling, salah seorang peneliti terkemuka mengatakan, ‘Semut-semut tidak bereaksi terhadap suara manusi dan tidak terpengaruh olehnya. Tetapi jika kita mengarahkan kepadanya getaran-getaran yang sesuai, maka semut terpengaruh olehnya dan meresponnya. Ini berarti bahwa semut-semut mempunyai bahasa sendiri dan mereka sepenuhnya seperti manusia. Di sini kita ingat akan firman Allah, ‘Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.’ (an-Naml: 38)
Karenanya kita menyadari bahwa al-Qur’an al-Karim itu sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.

MUKJIZAT ILMIAH DALAM PUASA (1)

Oleh Dr. Mohamad Daudah
Oleh: Dr. Shalih bin Abdul Qawi as-Sanabani
(Ketua Jurusan Mukjizat Ilmiah, Universitas al-Iman)
Allah berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’ (al-Baqarah: 183)
Mukjiat Pertama: Keharusan Puasa bagi Setiap Orang
Para ilmuwan hari ini menganggap puasa sebagai fenomena yang vital dan fitri, dimana kehidupan yang sempurna dan kesehatan yang baik tidak bisa diperoleh tanpanya. Apabial seseorang atau bahkan seekor binatang tidak berpuasa, maka ia akan terjangkit berbagai macam penyakit. McFadon, seorang ahli kesehatan Amerika, mengatakan, ‘Setiap orang perlu puasa, karena kalau tidak maka ia akan sakit. Karena racun makanan berkumpul dalam tubuh dan membuatnya seperti orang sakit, memberatkan tubuhnya, dan mengurangi vitalitasnya. Apabila ia berpuasa, maka berat badannya menurun, dan racun-racun ini terurai daritubuhnya dan keluar, sehingga tubuhnya menjadi bersih secara sempurna, lalu bobot tubuhnya akan kembali naik, dan sel-selnya kembali baru dalam waktu tidak lebih dari 20 hari setelah berhenti puasa. Pada saat itu ia merasakan vitalitas dan kekuatan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.’
Di antara manfaat kesehatan dari puasa adalah:
1. Merilekskan tubuh dan memperbaiki syarafnya.
2. Menyerap zat-zat yang mengendap di usus. Pengendapan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan perubahan endapan itu menjadi kotoran yang beracun.
3. Memperbaiki fungsi pencernaan dan penyerapan.
4. Mengembalikan vitalitas organ pembuangan, dan memperbaiki fungsinya untuk membersihkan tubuh, yang mengakibatkan terkontrolnya stabilitas dalam darah dan berbagai cairan dalam tubuh.
5. Mengurai zat-zat yang berlebihan dan endapan-endapan di dalam jaringan yang sakit.
6. Mengembalikan keremajaan dan vitalitas sel-sel dan berbagai jaringan dalam tubuh.
7. Menguatkan indera dan meningkatkan IQ.
8. Memperbagus dan membersihkan Kulit.
Alexis Carrel, pemenang hadiah Nobel di bidang kedokteran, dalam bukunya Man the Unknown mengatakan, ‘Banyaknya porsi makanan dapat melemahkan fungsi organ, dan itu merupakan faktor yang besar bagi berdiamnya jenis-jenis kuman dalam tubuh. Fungsi tersebut adalah fungsi adaptasi terhadap porsi makanan yang sedikit…Gula pada jantung bergerak, dan bergerak pula lemak yang tersimpan dalam kulit. Semua organ tubuh mengeluarkan zat khususnya untuk mempertahankan keseimbangan internal dan kesehatan jantung. Puasa benar-benar membersingkan dan pengganti jaringan tubuh kita.’
Mukjizat Kedua: Minimal Puasa Satu Bulan dalam Setahun
Allah berfirman, ‘Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.’ (al-Baqarah: 185)
Prof. Nicko Lev dalam bukunya Hungry for Healthy mengatakan, ‘Setiap orang harus berpuasa dengan berpantang makan selama empat minggu setiap tahun, agar ia memperoleh kesehatan yang sempurna sepanjang hidupnya.’
Mukjizat Ketiga: Mengenai Penetapan Waktu Puasa dari Matahari Terbit hingga Matahari Terbenam
Waktu puasa syar‘i adalah dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, dengan tidak berlebihan saat berbuka puasa. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa jarak waktu yang tepat untuk puasa adalah antara 12 hingga 18 jam. Sesudah itu, simpanan gula dalam tubuh mulai terurai. Dreanik dkk. pada tahun 1964 mencatat sejumlah penyakit komplikasi kritis akibat berpuasa lebih dari 31 hari (wishal). Di sini tampak jelas mukjizat Nabawi dalam larangan puasa wishal atau bersambung.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Janganlah kalian puasa wishal.’ Para sahabat bertanya, ‘Tetapi engkau berpuasa wishal, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian tidak sepertiku. Sesungguhnya Tuhanku memberiku makan dan minum saat aku tidur malam.’
Mukjizat Keempat:
Penelitian ilmiah membuktikan urgensi makan sahur dan berbuka untuk mensuplai tubuh dengan asam lemak dan amino. Tanpa kedua zat ini, lemak dalam tubuh akan terurai dalam jumlah besar, sehingga mengakibatkan sirosis pada hati, dan menimbulkan berbagai bahaya besar bagi tubuh. Nabi saw bersabda, ‘Umatku akan tetap dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.’

MUKJIZAT ILMIAH DALAM PUASA (2)

Oleh Dr. Mohamad Daudah

Oleh: Dr. Shalih bin Abdul Qawi as-Sanabani (Ketua Jurusan Mukjizat Ilmiah, Universitas al-Iman)
Mukjizat Kelima: Pantang terhadap Makan, Minum  dan Persetubuhan Menjaga dari Berbagai Bahaya Kesehatan


Berbagai penelitian ilmiah membuktikan bahwa berpantang terhadap makanan saja terkadang menimbulkan sejumlah resiko. Resiko terpenting adalah turunnya kadar garam dan cairan dalam tubuh, sehingga mengakibatkan berbagai macam penyakit, dan terkadang sampai kepada kematian. Persetubuhan mengakibatkan seseorang kehilangan 76 kkal, dan itu membahayakan seseorang jika dilakukan dalam keadaan berpuasa.
Mukjizat Keenam: Keringanan untuk Orang Sakit dan Musafir
Alain Saury menjelaskan bahwa nilai puasa dalam menentukan vitalitas dan semangat tubuh, meskipun dalam kondisi sakit. Ia mengajukan beberapa kasus beberapa orang yang usianya lebih dari tujuh puluh tahun. Dengan puasa mereka bisa mengembalikan vitalitas tubuh dan psikologis mereka sehingga sejumlah orang di antara mereka mampu kembali bekerja di pabrik atau di ladang.
Jadi, keringanan dalam puasa bagi orang yang sakit dan musafir itu terkait dengan beban berat. Allah berfirman, ‘Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.’ (al-Baqarah: 185)
Mukjizat Ketujuh: Urgensi Puasa Enam Hari pada Bulan Syawwal dan Tiga Hari pada Setiap Bulan
Puasa adalah sarana satu-satunya yang efektif untuk detoksinasi racun yang menumpuk di dalam tubuh. Puasa membersihkan saluran pencernaan secara sempurna dari bakteri-bakteri selaam satu minggu puasa. Proses detoksinasi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dan racun yang menumpuk pada jaringan tubuh melalui air liur, getah lambung, getah kuning, dan getah pankreas, usus, mucus, air seni, dan keringat. Kadar getah dan tingkat keasamannya jauh berkurang dengan berpuasa.
Dr. Muhammad Said al-Buthi mengatakan, ‘Puasa dapat mencegah penumpukan zat-zat beracun yang berbahaya seperti asam pada air seni, serta fosfat amoniak dan magnesia pada darah, serta dampak-dampanya, yaitu penumpukan racun pada sedi dan kandung kemih, dan mencegah penyakit rematik.
Berbagai penelitian medis membuktikan bahwa puasa sehari itu dapat menghilangkan ampas dan racun yang mengendap selama sepuluh hari. Maksudnya, seseorang itu perlu berpuasa 36 hari selama setahun. Dari sini kita memahami hikmah perintah Nabi saw untuk berpuasa selama enam hari bulan Syawwal, agar proses detoksinasi itu sempurna.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari, bahwa Nabi saw bersabda, ‘Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari bulan puasa, maka itu seperti puasa setahun.’
Mengenai perintah Nabi saw untuk puasa tiga hari setiap bulan (Ayyumul Bidh), pengetahuan modern pada tahun-tahun terakhir menemukan bahwa bulan pada hari ke-13, 14, dan 15 itu mengakibatkan peningkatan sensitifitas syaraf dan ketegangan psikologis hingga tingkat yang dapat membuat seseorang gila.
Mukjizat Kedelapan: Berbuka dengan Kurma
Rasulullah saw sering berbuka dengan kurma basah. Kalau tidak ada, maka beliau berbuka dengan kurma kering. Kalau tidak ada, maka beliau berbuka dengan air putih. Ini adalah petunjuk terbaik bagi orang yang berpantang makan selama berjam-jam. Karena gula dalam kurma itu membuat orang merasa kenyang, karena ia dicerna dengan cepat dan sampai ke darah dalam beberapa menit, serta memberi tubuh kekuatan yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas rutinnya. Tetapi seandainya seseorang berbuka dengan makan daging, dan roti, maka dibutuhkan waktu yang lama untuk mencernanya dan mengubahnya menjadi gula, seseorang tidak merasa kenyang.
Hikmah yang terkandung di dalam penetapan syariat ini mustahil diketahui oleh manusia pada waktu al-Qur’an ini diturunkan, dan hal itu menunjukkan bahwa al-Qur’an itu bersumber dari Allah, sebagaimana Allah berfirman, ‘Katakanlah, ‘Al-Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ (al-Furqan: 6)

RAHASIA UBUN-UBUN DALAM AL-QUR'AN

Oleh Syaikh Zindani

Gambar otak manusia bagian depan yang disebut Allah dalam Al Qur’an Al Karim dengan kata nashiyah (ubun-ubun).
Al-Qur’an menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi’ah (berdusta lagi durhaka). Allah berfirman, “(Yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (Al-‘Alaq: 16)
Bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?
Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahwa tugas bagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang. “Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.”
Kemudian ia memaparkan masalah ini menurut beberapa pakar ahli. Di antaranya adalah Prof. Keith L More yang menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggungjawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia. Sementara organ tubuh hanyalah prajurit yang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun.
Karena itu, undang-undang di sebagian negara bagian Amerika Serikat menetapkan sanksi gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bagian depan dari otak (ubun-ubun) karena merupakan pusat kendali dan instruksi, agar penjahat tersebut menjadi seperti anak kecil penurut yang menerima perintah dari siapa saja.
Dengan mempelajari susunan organ bagian atas dahi, maka ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe. Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeda dari segi tempat dan fungsinya.
Lapisan depan merupakan bagian terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.
Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan manusia yang menunjukkan kepribadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya. Bagian inilah yang membedakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.
صورة للبروفسور كيث ال مور عالم الأجنة الكندي
Ketika Prof. Keith L Moore melansir penelitian bersama kami seputar mukjizat ilmiah dalam ubun-ubun pada semintar internasional di Kairo, ia tidak hanya berbicara tentang fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia. Bahkan, pembicaraan merembet kepada fungsi ubun-ubun pada otak hewan dengan berbagai jenis. Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah hewan seraya menyatakan, “Penelitian komparatif terhadap anatomi manusia dan hewan menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun.
Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarauh pada manusia, sekaligus pada hewan yang memiliki otak. Seketika itu, pernyataan Prof. Keith mengingatkan saya tentang firman Allah, “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 56)
Beberapa hadits Nabi SAW yang bericara tentang ubun-ubun, seperti doa Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…”
Juga seperti doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya…”
Juga seperti sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari Kiamat.”
Apabila kita menyandingkan makna nash-nash di atas, maka kita menyimpulkan bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengendali perilaku manusia, dan juga perilaku hewan.
Makna Bahasa dan Pendapat Para Mufasir:
Allah berfirman,
كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعَ بِالنَّاصِيَةِ(15)نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ(16)
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang berdusta lagi durhaka.” (Al-‘Alaq: 15-16)
Kata nasfa’ berarti memegang dan menarik. Sebuah pendapat mengatakan bahwa kata ini terambil dari kalimat safa’at asy-syamsu yang berarti matahari mengubah wajahnya menjadi hitam. Sementara kata nashiyah berarti bagian depan kepala atau ubun-ubun.
Mayoritas mufasir menakwili ayat bahwa sifat bohong dan durhaka itu bukan untuk ubun-ubun, melainkan untuk empunya. Sementara ulama selebihnya membiarkannya tanpa takwil, seperti al-Hafizh Ibnu Katsir.
Dari pendapat para mufasir tersebut, jelas bahwa mereka tidak tahu ubun-ubun sebagai pusat pengambilan keputusan untuk berbuat bohong dan durhaka. Hal itu yang mendorong mereka untuk menakwilinya secara jauh dari makna tekstual. Jadi, mereka menakwili shifat dan maushuf (yang disifati) dalam firman Allah, “Ubun-ubun yang dusta lagi durhaka” itu sebagai mudhaf dan mudhaf ilaih. Padahal perbedaan dari segi segi bahasa antara shifat dan maushuf dengan mudhaf dan mudhaf ilaih itu sangat jelas.
Sementara mufasir lain membiarka nash tersebut tanpa memaksakan diri untuk memasuki hal-hal yang belum terjangkau oleh pengetahuan mereka pada waktu itu.
Sisi-Sisi Mukjizat Ilmiah:
Prof. Keith L Moore mengajukan argumen atas mukjizat ilmiah ini dengan mengatakan, “Informasi-informasi yang kita ketahui tentang fungsi otak itu sebelum pernah disebutkan sepanjang sejarah, dan kita tidak menemukannya sama sekali dalam buku-buku kedokteran. Seandainya kita mengumpulkan semua buku pengobatan di masa Nabi SAW dan beberapa abad sesudahnya, maka kita tidak menemukan keterangan apapun tentang fungsi frontal lobe atau ubun-ubun. Pembicaraan tentangnya tidak ada kecuali dalam kitab ini (al-Qur’an al-Karim). Hal itu menunjukkan bahwa ini adalah ilmu Allah yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, dan membuktikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.
Pengetahuan tentang fungsi frontal lobe dimulai pada tahun 1842, yaitu ketika salah seorang pekerja di Amerika tertusuk ubun-ubunnya stik, lalu hal tersebut memengaruhi perilakunya, tetapi tidak membahayakan fungsi tubuh yang lain. Dari sini para dokter mulai mengetahui fungsi frontal lobe dan hubungannya dengan perilaku seseorang.
Para dokter sebelum itu meyakini bahwa bagian dari otak manusia ini adalah area bisu yang tidak memiliki fungsi. Lalu, siapa yang Muhammad SAW bahwa bagian dari otak ini merupakan pusat kontrol manusia dan hewan, dan bahwa ia adalah sumber kebohongan dan kesalahan.
Para mufasir besar terpaksa menakwili nash yang jelas bagi mereka ini karena mereka belum memahami rahasianya, dengan tujuan untuk melindungi Al Qur’an dari pendustaan manusia yang jahil terhadap hakikat ini di sepanjang zaman yang lalu. Sementara kita melihat masalah ini sangat jelas di dalam Kita Allah dan Sunnah Rasulullah SAW, bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarah dalam diri orang dan hewan.
Jadi, siapa yang memberitahu Muhammad SAW di antara seluruh umat di bumi ini tentang rahasia dan hakikat tersebut? Itulah pengetahuan Allah yang tidak datang kepadanya kebatilan dari arah depan dan belakangnya, dan itu merupakan bukti dari Allah bahwa Al Qur’an itu berasal dari sisi-Nya, karena ia diturunkan dengan pengetahuan-Nya.

Metodologi Riset Ilmiah Mukjizat Alquran

Oleh Dr. Abdul Hafizh Al-Haddad
Membuat penelitian dalam bidang mukjizat ilmiah membutuhkan pengalaman dan kepiawaian peneliti untuk mencapai hasil yang akurat. Pengalaman dan kepiawaian ini pada dasarnya bertumpu pada bekal yang cukup dalam bidang ilmu tafsir, serta memiliki fondasi yang kuat dalam memahami ilmu-ilmu alam. Dengan demikian, peneliti menjadi kompeten untuk menangani suatu masalah dalam bidang mukjizat ilmiah. Tetapi, apabila ia ingin menulis sebuah kajian yang bisa dipahami dalam bidang ini dan bisa diterima oleh para ilmuwan, maka ia harus melengkapi diri dengan metodologi riset, dan pada kelanjutnya menguasai dasar-dasar metodologis penulisan penelitian, baik yang bersifat umum atau khusus.
Pertama: Berbagai kaidah dan prinsip yang harus dipegang saat menafsirkan Al Qur’an Al Karim yang disebut dengan metodologi tafsir sebagai berikut:
  1. Wajib mengetahui setiap hal yang terkait dengan nash, baik dari segi tanda baca, korelasi, dan selainnya, seperti sababun-nuzul dan wajhul-qira’ah.
  2. Wajib mengetahui apakah ada nash dari Al Qur’an yang dapat dijadikan sebagai penafsir nash yang tengah kita teliti, karena ayat-ayat Al Qur’an itu saling menafsirkan satu sama lain. Penafsiran ini lebih dikedepankan daripada jenis-jenis penafsiran lainnya.
  3. Wajib meneliti apakah ada hadits yang bisa dijadikan penafsir ayat, karena Rasulullah SAW adalah orang yang paling mengetahui maksud Allah, karena kepada beliau-lah Al Qur’an diturunkan.
  4. Meneliti pendapat yang bersumber dari para sahabat karena mereka lebih mengetahui makna-makna Al Qur’an, dan karena dimungkinkan mereka mendengar informasi khusus dari Rasulullah SAW terkait ayat yang sedang dikaji.
  5. Memerhatikan makna bahasa yang berlaku pada saat turunnya Al Qur’an, bukan makna lain yang dikenal manusia sesudahnya.
  6. Memerhatikan kaidah I’rab dan kaitan-kaitannya yang menjelaskan makna yang sebenarnya dari nash Al Qur’an.
  7. Menerapkan kaidah Balaghah dan Bayan, karena ia membantu untuk mengungkapkan indikasi nash.
  8. Memerhatikan pula alur dan konteks nash, serta situasi dan kondisi yang melingkupi nash.
  9. Sebelum kita menetapkan makna nash, maka harus memastikan bahwa ada kalimat atau isyarat yang membantu untuk menetapkan makna yang kita inginkan, karena klarifikasi adalah tuntutan syari‘ah, terlebih lagi dalam penelitian mukjizat ilmiah Al Qur’an.
  10. Mengamati indikasi lafazh dan kalimat nash; apakah mengandung sesuatu yang menunjukkan makna-makna tambahan seperti batasan terhadap yang umum, pengkhususan terhadap yang mutlak, atau ada unsur majaz di dalamnya? Tujuan dari langkah ini adalah mengetahui pertimbangan prioritas untuk meletakkan nash pada tempat yang sesuai.
  11. Wajib menjadikan makna yang pertama sebagai pegangan. Karena itu, makna yang muhkam lebih kuat daripada makna tekstual; makna tekstual lebih kuat daripada makna yang disimpulkan melalui takwil ketika ada faktor takwil, tetapi harus tetap diperhatikan kriteria-kriteria takwil. Demikian pula, makna eksplisit lebih didahulukan daripada makna implisit. Bahkan di antara sesama makna implisit tersebut, sebagiannya lebih didahulukan daripada sebagian yang lain.
  12. Keharusan mengetahui kondisi terkaitnya dengan kemungkinan makna dengan nash. Pertama, terkait khusus dengan fakta syari‘ah. Kedua, terkait dengan fakta tradisi. Kita mendahulukan aspek syari‘ah di atas aspek tradisi. Dan demikian pula kita mendahulukan aspek tradisi di atas aspek bahasa, kecuali ada indikasi yang valid.
  13. Ada beberapa kalimat yang terdiri dari satu huruf dan ada yang lebih banyak, yang diistilahkan dengan huruf bermakna. Para ahli bahasa telah mengistilahkan makna-maknanya ketika kata tersebut berada dalam satu kalimat, dan itu harus dipertimbangkan.
  14. Ada beberapa kaidah ushuliyyah yang makna-maknanya juga dijadikan pegangan oleh para ahli tafsir. Karena itu, kaidah-kaidah tersebut harus diperhatikan dan diterapkan dalam menafsirkan ayat dan Sunnah. Di antaranya adalah: “Yang berlaku adalah sifat umum lafazh, bukan sebab khusus.” Juga seperti kaidah, “Dugaan yang tidak bersumber dari dalil itu tidak berlaku.”
  15. Tidak menyelami nash-nash mutasyabih, dan masalah-masalah yang disebut ulama dengan istilah sam’iyyat.
  16. Menghindari isra’iliyyat, serta tidak bersandar pada nash-nash yang lemah atau tidak valid ketika diteliti.
  17. Menghindari pernyataan negatif terhadap perkataan ulama salaf meskipun telah jelas kesalahan mereka. Sebaliknya, kita wajib bersikap santun dalam menolak kesalahan itu dengan mengambil inti pelajaran bahwa barangkali ada satu aspek yang membuat pernyataan mereka itu diterima. Betapa banyak orang mencela orang lain, padahal sebenarnya aib itu ada pada dirinya sendiri karena kurang memahami.
  18. Tidak boleh terlepas dari kita keyakinan akan kebenaran janji Allah dan berita-Nya bahwa Dia akan menunjukkan kebenaran ayat-ayatnya di alam semesta, tetapi pada waktu yang telah ditetapkan-Nya. Karena itu, tidak boleh mengedepankan sesuatu yang kita dengar di atas Kalam Allah, karena apa yang kita dengar itu tidak terlepas dari kekeliruan.
  19. Apabila kita tidak menemukan kemantapan setelah melakukan langkah-langkah di atas, dan kita terpaksa untuk menakwili nash, maka kita harus berpegang pada apa digariskan ulama salaf dalam bidang ini. Di antaranya adalah memastikan kebenaran indikasi yang kita simpulkan, dan bahwa kesimpulan ini tidak boleh keluar dari batas moderat dan menyimpang dari suatu hakikat agama. Sebaliknya, kita harus mendekatkan antara berbagai kosa kata nash, begitu juga natara nash dengan nash yang lain, karena tidak ada kesenjangan antara ayat-ayat Al Qur’an selama-lamanya.
  20. Tidak menyeret ayat ke arah makna yang diinginkan peneliti, dengan berpegang pada asumsi-asumsi yang lemah dan memaksakan. Kalamullah seyogianya dihindarkan dari hal-hal semacam ini.
  21. Untuk memahami metodologi penelitian lebih dalam, silakan baca kitab Al-Itqan karya as-Suyuthi (jld. IV, hlm. 200 dst.), kitab at-Tafsir wal-Mufassirun karya Adz-Dzahabi (jld. I, hlm. 265-284), dan kitab-kitab lain di bidang Ulumul Qur’an.
Dan yang kedua adalah memahami prinsip ilmiah yang harus menjadi patokan dalam melaporkan fakta-fakta ilmiah, sebagaimana yang digariskan oleh pakar spesialis di bidang masing-masing.

Janin pun Tertawa dan Menangis

Oleh Chem. Gamal Abdel-Nasser
Dalam surat Al-Najm Allah berfirman tentang diri-Nya sendiri, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)
Ayat ini berisi indikasi ilmiah yang sangat bagus tentang fakta ditemukan akhir-akhir ini bahwa janin memiliki ekspresi wajah ketika dia berada di dalam rahim ibunya, tanpa diajari untuk melakukannya.
Keajaiban penciptaan manusia terungkap melalui tahap-tahap perkembangan janin yang digambarkan oleh Al-Quran. Ia dimulai dengan pembentukan sel-sel germinal pada orang tuanya. Ketika sperma bertemu dengan ovum, maka keduanya membentuk zigot (nutfah amsyaj) yang kemudian menjadi gumpalan seperti lintah (‘alaqah) kemudian menjadi segumpal daging sekunyahan (mudghah), lalu berubah menjadi tulang yang tertutup dengan daging. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sel-sel tumbuh menjadi makhluk lain yang dinamis dan bergerak dalam rahim ibunya, dengan ekspresi wajah terlihat jelas. Setelah revolusi teknologi terjadi akhir-akhir ini hingga diciptakan sebuah alat scan embrio, maka kita sekarang dapat melihat embrio tersenyum dan menangis dalam perut ibu sebelum mereka melihat cahaya di bumi.
Ada beberapa model pemindaian medis dan kebidanan pada USG. Standar diagnostik umum kebidanan adalah pemindaian model 2D. Dalam pemindaian janin 3D bukan gelombang suara yang dikirim langsung ke bawah dan dipantulkan kembali, tetapi dikirim pada sudut yang berbeda. Gema yang kembali diproses oleh program komputer yang canggih sehingga menghasilkan volume gambar tiga dimensi dari permukaan janin atau organ internal, cara yang sama yang digunakan alat CT scan untuk membangun sebuah gambar dari beberapa x-ray. 3D ultrasound memungkinkan kita untuk melihat lebar, tinggi dan kedalaman gambar dalam banyak cara yang sama seperti film 3D tapi tidak ada gerakan ditampilkan. Sedangkan model 4D ultrasound menambahan gerakan dengan merangkai 3D ultrasound secara berturut-turut.
3D USG pertama kali dikembangkan oleh Olaf von Ramm dan Stephen Smith di Duke University di tahun 1987.
Teknologi ini digunakan di bidang kegiatan penelitian intensif, terutama scan terhadap anomali janin. Tetapi ada juga masyarakat umum menggunakan, dan terbukti scan ini dapat memperbaiki ikatan janin-ibu. Scan 4D bayi mirip dengan scan 3D, hanya scan 4D menunjukkan gerakan janin seperti dalam bentuk video.
Ekspresi wajah bayi tidak meniru ibunya
Teknik pemindaian termodern telah menghasilkan gambar yang menakjubkan dari dalam rahim yang menunjukkan bahwa bayi rupanya tersenyum dan menangis. Hingga kini, para dokter tidak berpikir bahwa bayi tidak berekspresi sampai setelah kelahiran. Mereka meyakini bahwa bayi belajar untuk tersenyum dengan meniru ibunya. Bayi biasanya tidak tersenyum setelah lahir sampai mereka berusia sekitar enam minggu.

Gambar: Janin tersenyum lebar hingga mirip tertawa
Ilmuwan bukan satu-satunya yang terkejut oleh gambar ini, tetapi orang-orang biasa lebih terkejut. Foto-foto ini benar-benar membangkitkan dalam jiwa manusia rasa kagum yang luas biasa terhadap ciptaan Allah. Gambar-gambar tersebut dapat memicu emosi belas kasih orang tua dan gembira ketika melihat janin tersenyum, dan emosi belas kasih ketika anda melihat janin menangis.


Gambar: Janin menangis
Pada emosi ini, sebuah pertanyaan penting harus diajukan: jika janin masih dalam rahim ibunya dan ia tidak melihat cahaya lagi, tidak melihat ibunya menangis atau tersenyum, lalu siapa yang mengajarkan janin ini menangis dan tersenyum? Pertanyaan ini bahkan dilontarkan oleh para ilmuwan. Profesor Stuart Campbell mengatakan, “Ada apa di balik senyum itu? Tentu saja, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi, muncul sudut dan tonjolan pipi ... aku pikir itu pasti ada indikasi kepuasan dalam sebuah lingkungan yang bebas stres. “
Tapi, pertanyaan itu dijawab oleh Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43) Allah adalah Dzat yang membuat embrio tersenyum dan menangis. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya sejalan dengan Quran, tetapi Al-Qur’an juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan para ilmuwan.
Menangis dan Kehidupan
Ayat ini merupakan indikasi yang kuat kepada semua orang bahwa yang memberikan kita kemampuan untuk tertawa dan menangis adalah Allah (SWT). Tetapi, kalau kita bisa berpersepsi bahwa kemampuan tertawa merupakan nikmat dari Allah kepada kita, lalu bagaimana mungkin kemampuan menangis juga merupakan anugerah dari Tuhan?
Jika kita berpikir tentang satu momen dalam kehidupan kita, kita akan menemukan bahwa karunia terbesar Allah kepada kita menangis. Momen tersebut adalah adalah saat pertama dalam hidup kita, saat di mana kita tiba ke dunia ini. kalau kita tidak menangis pada saat ini, maka hidup kita berakhir.
Tersenyum, lega, selamat dan tepuk tangan tidak mulai ketika seorang anak dilahirkan - mereka mulai saat itu menangis. Tanpa menangis, ruangan menjadi semakin diam dan semakin cemas suasana hati, dan untuk alasan yang baik - menangis adalah tanda yang sangat positif yang baru, hidup sehat. Banyak faktor dan interaksi yang kompleks masuk ke produksi suara yang mengumumkan gembira, sehat melahirkan. [4]
Mengapa bayi harus menangis?
Pertukaran oksigen di paru-paru terjadi pada membran seperti balon kecil yang disebut alveoli. Ia melekat pada cabang-cabang bagian bronkial. Alveoli ini akan mengembang dan mengempis bersamaan dengan bayi menghisap dan membuang napasnya.


Gambar: Sebuah paru-paru pada dasarnya terdiri dari alveolus
Semua orang tahu bahwa meniup sebuah balon untuk pertama kalinya itu sangat sulit. Kenapa? Untuk satu hal, tekanan yang diberikan tidak menciptakan banyak ketegangan di dinding balon kecil untuk memulai proses peregangan yang diperlukan untuk inflasi.
Menurut hukum Laplace, tekanan distensi pada obyek berongga yang diregangkan adalah sama dengan tegangan dalam dinding dibagi oleh 2 jaringan kelengkungan utama dari obyek. Jika untuk mengatasi elastisitas balon besar dan memperluasnya itu dibutuhkan tekanan tertentu, maka untuk memperluas balon yang lebih kecil dibutuhkan lebih banyak tekanan. Semua ini menyulitkan bayi untuk mengambil napas pertama pada paru-paru yang terdiri dari balon-balon kecil! Alveoli paru-paru yang kempes pada janin harus dipompa dalam proses pernapasan. Jadi, cara tradisional dengan memukul bagian bawah bayi yang baru lahir itu bertujuan untuk membuat dirinya mampu menghasilkan napas pertama. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bayi prematur dapat diatasi dengan memberi cairan surfaktan untuk melapisi alveoli sehingga memberi dindingnya memiliki ketegangan yang tepat.
Itulah karunia yang besar dari Allah (SWT) sehingga kita mampu tertawa dan menangis. “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)

sumber:www.eramuslim.com

Isyarat Al-Qur'an Tentang Atmosfir


Studi modern memberi bukti penting bahwa atmosfer pada sabuk Allen memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempertahankan kehidupan.
Atmosfer menjaga suhu cuaca di sekitar rentang normal. Untuk memikirkan betapa besar nikmat ini, kami mengambil bulan sebagai contoh; suhu satu sisi bulan adalah lebih dari seratus derajat, sementara suhu di sisi lain adalah seratus derajat di bawah nol. Planet terdekat dengan matahari mengalami masalah yang sama. Sebagian besar planet tidak memiliki atmosfer, atau atmosfes yang kurang kepadatannya, sehingga sebagai akibatnya mereka menjadi sasaran meteor berat, ledakan energi destruktif dari matahari dan radiasi yang dipancarkan dari matahari dan bintang lainnya.
Semua planet terhujani meteor kecuali bumi, kecuali beberapa kali saja, dan biasanya sangat kecil yang menembus atmosfer yang mencegah banyak mencapai bumi.
Namun, jika sebuah objek cukup besar maka ia dapat tetap meluncur melalui atmosfer. Kerusakan yang ditimbulkan oleh sebuah meteorit (sebuah benda yang menyerang bumi) tergantung pada ukuran awal. Obyek dengan rentang ukuran 10-100 m dapat menghasilkan kehancuran mirip dengan ledakan atom. Efek kerusakan sangat parah, menghancurkan bangunan, dan bahan yang mudah terbakar menyebabkan api meluas.
Radius efeknya bervariasi tergantung pada ukuran dan komposisi dari obyek, tapi setidaknya berjarak 10 km. Peristiwa Tunguska pada tahun 1908 di Siberia diduga akibat sebuah objek dengan ukuran sekitar 60 m. Ia menyebabkan pohon-pohon radius 20 km rata dengan tanah, dan pohon-pohon radion 40 km rusak. Obyek dengan volume sekitar 10 m menyerang mumi kira-kira sekali dalam satu dekade. Untungnya, hanya benda padat yang mengandung besi, yang mendarat di bumi. Sementara sebagian besar objek dengan ukuran seperti ini meledak di atmosfer sehingga tidak ada efek (selain mungkin suara keras) di bumi. Obyek dengan ukuran yang sedikit lebih besar darinya diperkirakan menghantan bumi beberapa kali dalam milenium atau sekitar setiap 100 -200 tahun.
Obyek dengan diameter 100 m - 1 km bisa menyebabkan kerusakan parah pada kawasan regional, atau sebesar benua. Jika benda tersebut menyerang bumi, mereka hampir pasti menghasilkan kawah, memicu samudra untuk menghasilkan gelombang pasang yang sangat besar. Sebuah objek dengan ukuran 150 m. dapat menghasilkan kawah berdiameter 3 km, selimut ejecta berdiameter 10 km diameter, dan memperluas zona kehancuran lebih jauh keluar. Benda dengan ukuran 1 km menimbulkan zona kehancuran yang mungkin seluas satu negara. Korban tewas bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Impactor dengan ukuran 1 km bisa menimbulkan dampak global, termasuk pendinginan global yang disebabkan oleh sejumlah besar debu di atmosfer.
Perkiraan dari catatan geologi menunjukkan bahwa kawah terbentuk di bumi kira-kira sekali dalam tiap 5.000 tahun. Obyek dengan ukuran 1-10 km dapat menyebabkan efek global parah (kepunahan spesies). Dampak pada 65 juta tahun yang lalu akibat sebuah objek dengan diameter 5 - 10 km diperkirakan menjadi penyebab—sebagian atau seluruhnya—kepunahan setengah hidup spesies hewan dan tanaman pada waktu itu, termasuk dinosaurus. Kawah yang ditimbulkan menjadi 10-15 kali lebih besar daripada benda itu sendiri. Kegagalan panen di seluruh dunia akibat debu yang diterbangkan ke atmosfir dapat membahayakan peradaban.
Jadi, benda dengan ukuran lebih besar dari itu bisa membuat spesies manusia punah. Frekuensi hantaman benda-benda meteor ke bumi dapat dianalisa dari geologi dan catatan paleontologis. Benda dengan rentang ukuran yang terakhir diperkirakan terjadi kira-kira setiap 300.000 tahun. Sedangkan obyek dengan ukuran lebih dari itu terjadi sekitar setiap 10 juta tahun.
Atmosfer juga mencegah suhu fatal alam semesta (kira-kira 270 di bawah nol) agar tidak mencapai bumi. Ia juga mencegah radiasi fatal yang dipancarkan dari matahari dan bintang-bintang yang dapat menghancurkan sel hidup. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan sinar yang tak berbahaya dan bermanfaat, seperti sinar ultraviolet dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet, yang hanya sebagiannya lolos atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.
Energi yang dilepaskan dalam sebuah ledakan Matahari begitu kuat sehingga pikiran manusia tidak akan memahaminya: Sebuah ledakan tunggal setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Dunia ini dilindungi dari efek destruktif energi ini dengan atmosfer dan Sabuk Van Allen.
Dr. Hugh Ross berkata tentang peran penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
“Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi.
Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius – tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
Al-Qur’an Al-Karim lebih dari 14 abad yang lalu, sebelum lahir ilmu pengetahuan modern, telah menyinggung fakta-fakta yang mengagumkan ini. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an,
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS Al-Anbiya’ [21]: 32)

Sesak Nafas Di Ketinggian

Oleh Dr. Mohamad Daudah

فَمَنْ يُرِدِ اللهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ (125)
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-An’am [6]: 125)
Formasi atmosfer sebelumnya tidak diketahu sampai Pascal membuktikan keberadaannya pada 1648. Ia membuktikan bahwa tekanan udara berkurang ketika kita pergi ke tempat yang lebih tinggi di atas permukaan laut.
Belakangan diketahui bahwa udara di lapisan bawah atmosfer lebih padat. Sekitar 50% dari massa udara terletak antara permukaan bumi hingga 20.000 meter di atas permukaan laut, dan 90% terletak antara permukaan bumi hingga 50.000 meter di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, kerapatan udara berkurang secara vertikal hingga mencapai paling tekanan terendah di lapisan yang paling tinggi dari atmosfer, sebelum benar-benar menghilang di luar angkasa.
Ketika manusia berjalan lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut, hal itu tidak menyebabkannya berada dalam masalah serius, karena sistem pernafasan dapat mengatasi ketinggian 10.000 hingga 25.000 kaki di atas permukaan laut. Akan tetapi jika seseorang masuk ke luar angkasa, jumlah penurunan tekanan dan oksigen menyebabkan penutupan dada dan dyspnea (sesak napas). Kemudian, proses pernapasan menjadi sulit karena kekurangan oksigen dan sistem pernapasan sepenuhnya gagal, sehingga menyebabkan kematian.
Sudah lazim diketahui bahwa berbagai informasi tentang lapisan atmosfer tidak dikenal pada saat Alquran diturunkan. Akibatnya, tekanan rendah dan penurunan oksigen—sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan manusia—di lapisan yang lebih tinggi juga tidak diketahui. Orang-orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta-fakta ini. Sebaliknya, mereka percaya bahwa setiap kali seseorang menaiki tempat yang lebih tinggi, maka dia akan merasa lebih tenang dan bahagia serta bisa menikmati angin.
Ayat mulia ini jelas menunjukkan dua fakta yang telah hanya ditemukan akhir-akhir ini oleh ilmu pengetahuan modern. Yang pertama adalah dyspnea yang terjadi jika seseorang berjalan lebih tinggi di lapisan atmosfer karena kekurangan oksigen dan penurunan tekanan udara. Yang kedua adalah kesusahan napas yang mengarah pada kematian terjadi ketika seseorang berjalan lebih dari 30.000 meter di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh penurunan drastis tekanan udara dan kekurangan oksigen secara ekstrem.
Yang penting untuk dicatat adalah keajaiban pemilihan kata yashsha’adu (menaiki) yang menunjukkan suatu kondisi yang sulit dan menggambarkan rasa sakit dan penderitaan yang menyertainya. Ini merupakan indikasi pasti bahwa Al-Qur’an ini benar-benar bersumber dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.