Cari Blog Ini

Rabu, 05 Mei 2010


EMAS


Emas termasuk salah satu benda yang disukai dan dicari manusia di dunia ini. Allah SWT memang menetapkan demikian:

“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan dari wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari (jenis) emas, perak, kuda pilihan dan binatang-binatang ternak serta sawah ladang. Itulah perhiasan kehidupan dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga)”
(Ali Imran (3) : 14)


Nilai lebih emas disamping memiliki nilai nominal tinggi, ia juga memiliki karakter khusus yang tidak dimiliki logam lain.

Emas adalah logam yang lentur, satu ons logam ini, bisa direntangkan menjadi “benang lembut” sepanjang 50 mil dan bisa dilempengkan selebar 100 kaki persegi! Kata Ibnu Muflih Hanbali dalam kitab Al-Adab As Syar’iyah, “Emas adalah logam yang lentur dan paling mulia. Tidak rusak dan tidak pula berkurang ketika terpendam di dalam bumi”.

Emas juga termasuk barang yang amat langka. Perkiraan di muka bumi ini jumlah emas hanya antara 150.000 hingga 160.000 ton saja. Jumlah itu bertambah tiap tahunnya sekitar 1.5 persen hingga 1.7 persen. Kelangkaan ini menyebabkan emas dipilih menjadi alat tukar, disamping dijadikan perhiasan.

Sebagai alat tukar, emas yang biasanya berwarna kuning itu memiliki kelebihan disbanding dengan uang kertas biasa. Nilai emas selalu stabil sepanjang masa, sedangkan uang kertas cenderung turun. Pada tahun 1944, harga satu dinar emas Rp. 111.000 dan hari ini Rp. 1.150.000. bukan karena harga emas berubah, tetapi karena harga mata uang rupiah semakin menurun.

Dengan demikian, manfaat emas terasa ketika iaa menjadi alat tukar. Tidak heran jika Al Hasan al Bashri dalam kitab Al Adab Asy Syar’iyah mengatakan “Seburuk-buruk sahabat adalah emas dan perak, tidak memberi manfaat kepadamu, kecuali setelah ia berpisah denganmu”

Demikianlah, Allah menciptakan logam mulia ini, agar manusia bisa memanfaatkannya dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah.

(Hidayatullah Edisi Juni 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar